LAPORAN PRAKTIKUM
Fermentasi Ragi
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah
Fisiologi
Tumbuhan
Oleh :
Kelas 3D
Anggota Kelompok:
Kelas 3D
Anggota Kelompok:
Viny
Satriaviani
|
112154121
|
Sri Mardianti
|
112154120
|
Siva Fauziah
|
112154142
|
Arin Juliana Apandi
|
112154124
|
Resti Fauziah Ramadlani
|
112154131
|
Rizky Muharam
|
112154144
|
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013
FERMENTASI
RAGI
A.
Tujuan
Untuk menentukan zat yang dihasilkan pada
proses fermentasi ragi.
B.
Tinjauan
Pustaka
Fermentasi merupakan
produksi energi dalam sel
oleh jamur dan bakteri yang berlangsung dalam keadaan anaerob (tidak memerlukan
oksigen dari udara bebas) dengan bantuan enzim. Pada proses ini diperlukan bahan bakar berupa karobhidrat yang
akan diubah menjadi karbondioksida dan energi. Glukosa diubah menjadi piruvat selama proses fermentasi dengan
proses yang berlanjut dengan mengubah piruvat menjadi etanol dan CO2. Enzim
– enzim yang mengkatalis reaksi itu adalah karboksilase dan alkohol dehidrogenase karena dalam
reaksi tidak dihasilkan ATP dan proses fermentasi sisanya sama dengan
glikolisis.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi.
Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.
Namun, beberapa komponen lain juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam minum beralkohol.
Salah satu contoh fermentasi yaitu dengan
menggunakan ragi dalam proses pemecahan karbohidrat. Ragi atau Saccharomyces cerevisiae dapat
memproduksi etanol dengan konsentrasi sebesar 18% dari cairan fermentasi. Ragi
dapat dapat berbiak, baik dalam gula sederhana seperti glokosa maupun guka
disakarida, yaitu sukrosa.
Ada 3 jenis fermentasi yang banyak dilakukan :
1.
Fermentasi
Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu
reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida.
Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan
tape, roti atau minuman keras.
Reaksi
Kimia :
C6H12O6—————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 H2O + 2 ATP
2.
Fermentasi Asam
Laktat
Fermentasi asam laktat adalah
respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika kebutuhan oksigen
tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat. Di dalam sel otot asam laktat
dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat yang terakumulasi sebagai
produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara perlahan
diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat.
Reaksi : C6H12O6 ————>
2 Asam Piruvat————> 2 Asam laktat + 2 ATP
3.
Fermentasi Asam
Cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi
yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri
asam cuka dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar
dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi : C6H12O6—————> 2
C2H5OH———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal (glukosa).
C.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
a. Sumbu gabus
b. Pelubang
sumbat gabus
c. Pipa plastik/kaca berlubang huruf UL
d. Tabung reaksi
e. Timbangan
f. Pengaduk
g. Pipet
h. Termometer
2.
Bahan
a. Glukosa/sukrosa (10 gram)
b. Aquadest (100 ml)
c. Ragi (4 gram)
d. Air kapur
e. Vaselin
f. Fenoptealin (3 tetes)
D.
Prosedur
Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merebus 100
cc Aquadest sampai mencapai suhu 50°C.
3. Melarutkan 10
gram sukrosa ke dalam 100 cc air, tunggu sampai air mencapi suhu 38°C kemudian masukkan ragi ± 4 gram.
4. Memasukkan
larutan gula ke dalam tabung A dan tabung B masukkan larutan kapur Ca(OH)2
dan 3 tetes fenoptealin.
5. Menyusun
perangkat.
6. Mengamati keadaan
pada tabung A dan tabung B.
E.
Hasil
Pengamatan
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Muncul gelembung busa pada tabung A dan
gelembung gas pada tabung B.
Gambar 1.3
Gelembung busa pada tabung A semakin banyak, sedangkan
pada tabung B warnanya mulai memudar.
Gambar 1.4
Warna tabung B semakin memudar bahkan menjadi tidak
berwarna.
F.
Pembahasan
Pada praktiukm kami menggunakan sukrosa, ragi, dan air kapur. Larutan
sukrosa dimasukkan kedalam tabung A dan air kapur dimasukkan kedalam tabung B.
Pada awal pengamatan, larutan sukrosa harus berada pada suhu 38°C. Hal
ini dilakukan karena mikroorganisme tidak dapat hidup dalam suhu diatas 50°C.
Temperatur maksimal, minimal, dan optimal memiliki perngaruh terhadap
pertumbuhan mikroorganisme.
Reaksi yang
terjadi pada tabung B (air kapur) yang telah ditetesi fenoptealin, air kapur
yang semula berwarna merah muda berubah menjadi tidak berwarna. Air kapur ini
bersifat basa yang mampu mengikat CO2. Sedangkan larutan pada tabung
A bersifat asam yang disebabkan oleh C2H5OH.
Selama
pengamatan, terjadi suatu reaksi pada tabung A yang berisi larutan ragi dan
sukrosa, yaitu terdapat gelembung – gelembung bisa yang semakin lama mengembang
dan memenuhi ruang tabung A. Sedangkan pada tabung B yang berisi air kapur,
terjadi perubahan warna yang semula berwarna merah muda berubah menjadi tidak
berwarna.
Setelah
proses pengamatan, sumbat pada tabung A dibuka dan menghasilkan bau asam. Sedangkan
suhu akhirnya mencapai 34°C. Dari hasil percobaan tersebut dihasilkan suatu
reaksi kimia :
Ca(OH)2+CO2 CaCO3+H2O
G.
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
fermentasi merupakan produksi
energi dalam sel oleh jamur dan bakteri yang berlangsung
dalam keadaan anaerob (tidak memerlukan oksigen dari udara bebas). Pada percobaan ini air kapur bersifat basa yang
berfungsi mengikat CO2.
H.
Referensi
Anonim. (2013). Fermentasi.
(online). Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi. [18 Oktober 2013].
Dwi, Ferry. (2012). Praktikum
Fisiologi Tumbuhan Fermentasi Ragi. (online). Tersedia : http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/. [18 Oktober 2013].
Indah Sari, Dwi. (2012). Proses
Fermentasi. (online). Tersedia : http://nurindah-sariku.blogspot.com/. [18 Oktober 2013].
Mahfiroh, Ida. (2013). Laporan
Praktikum Fermentasi. (online). Tersedia : http://iddamahfiroh.blogspot.com/. [19 Oktober 2013].